
Amerika Serikat (AS) memastikan pihaknya akan menambah armada Angkatan
Laut (AL) dengan mayoritas kapal perang di wilayah Asia Pasifik pada
2020 mendatang. Namun, strategi militer ini tidak berkaitan dengan
persaingan antara AS dan China di kawasan ini ujar Menteri Pertahanan AS
Leon Panetta.
"AS akan mereposisi ALnya, 60 persen kapal perang
akan ditempatkan di wilayah Asia Pasifik pada 2020 mendatang. Saat ini
hanya terdapat sekira 50 persen armada kami di wilayah ini. Saya menolak
anggapan bahwa ini dilakukan sebagai upaya membendung pengaruh China,"
ujar Panetta seperti diberitakan
Russian Today Minggu, (3/6/2012).
Hal
tersebut ditegaskan Panetta di hadapan puluhan para pejabat sipil dan
militer dalam konferensi keamanan tahunan yang digelar di Singapura.
Turut hadir dalam konferensi tersebut sekira 30 pemimpin sipil maupun
militer Negara-negara di kawasan Asia Pasifik.
Dalam kesempatan yang sama Panetta juga menekankan bahwa kehadiran
pasukan AS di kawasan Asia Pasifik justru akan menguntungkan bagi China.
Tidak hanya itu, Menhan AS turut menekankan bahwa China memiliki peran
penting dalam memajukan keamanan dan kemakmuran di kawasan Asia selama
enam dekade terakhir.
"Upaya AS untuk memperbaharui strategi
militer dan mengintensifkan keterlibatan kami di Asia sepenuhnya
kompatibel dengan pertumbuhan dan perkembangan China. Meningkatnya
keterlibatan AS di wilayah Asia Pasifik ini akan menguntungkan China
mengingat kemajuan dan kemakmuran yang akan dicapai di masa depan,"
tegas Panetta.
Namun, Panetta tidak memungkiri AS berlawanan
dengan China dalam menyikapi sengketa wilayah di Laut China Selatan.
Dalam sengketa ini, China diketahui mengklaim hampir seluruh wilayah di
kawasan yang kaya dengan sumber daya alam berupa minyak dan mineral.
"AS
berkomitmen untuk membangun aliansi termasuk diantaranya mendirikan
basis permanen melalui kerjasama dengan sejumlah negara seperti Jepang,
Korea Selatan, Thailand, Filipina, Australia sebagaimana kerjasama AS
dengan India, Singapura, Indonesia serta sejumlah negara lainnya," ujar
Panetta.
Menurut Panetta, AS berkomitmen untuk menjalin hubungan
militer yang sehat, stabil dan berkesinambungan dengan China namun,
Negeri Tirai Bambu diharuskan terlebih dahulu mendukung sebuah sistem
yang memperjelas haknya di kawasan tersebut. Washington pun menekankan
agar Beijing turut serta berperan dalam menyelesaikan berbagai konflik
regional.
Selain meningkatkan kapasitas militernya di kawasan
Asia Pasifik, Panetta mengatakan, AS juga akan meningkatkan latihan
bilateral di kawasan ini baik dalam kerangka bilateral maupun
multilateral.
Menanggapi pernyataan pejabat AS ini, Beijing
memperingatkan agar Negeri Paman Sam bersikap lebih hati-hati dalam
memberikan pernyataan dan melakukan tindakan. Beijing juga mendesak AS
agar lebih fokus pada upaya meningkatkan hubungan kedua negara.
"Kehadiran
militer AS di kawasan Asia didasarkan pada perhitungan yang salah oleh
Washington terkait dengan modernisasi pertahanan militer China," sebut
Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataannya